LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM DASAR – DASAR
PEMISAHAN ANALITIK
PERCOBAAN
II
EKSTRAKSI
MINYAK KEMIRI SECARA SOXHLETASI
DISUSUN
OLEH :
BAMBANG
441410046
JURUSAN
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2012
PERCOBAAN IV
EKSTRAKSI SOXHLET
A. JUDUL :Ekstraksi minyak kemiri
secara soxletasi
B. TUJUAN: Agar mahasiswa dapat memahami
cara penggunaan dan prinsip metode sokletasi
C. DASAR TEORI
1.
Minyak
Kemiri
a.
Kemiri
Kemiri
(Aleurites moluccana), adalah tumbuhan
yang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih
sekerabat dengan singkong dan
termasuk dalam suku Euphorbiaceae.
Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian
walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree
atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam
industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat dan dikenal sebagai tung oil. Minyak lemak ialah sejenis
minyak lemak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan untuk
memasak. Beberapa minyak lemak yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit
Afrika, jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai, kemiri, dan bunga matahari[1].
Daging
biji, daun dan akar Aleurites moluccana mengandung saponin, flavonoida
dan polifenol, disamping itu daging bijinya mengandung minyak lemak. Pada
korteksnya mengandung tannin. Kandungan kimia yang terdapat dalam kemiri adalah
gliserida, asam linoleat, palmitat, stearat, miristat, asam minyak, protein,
vitamin B1, dan zat lemak. Bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah
biji, kulit, dan daun. Daging bijinya bersifat laksatif. Di Ambon korteksnya
digunakan sebagai anti tumor, di Jawa digunakan sebagai obat diare, sariawan
dan desentri, di Sumatera daunnya digunakan untuk obat sakit kepala dan
gonnorhea. Minyak kemiri dibuktikan berkhasiat sebagai obat penumbuh rambut.
Untuk
memperoleh atau mengisolasi lipida ( minyak lemak, lemak, dan
malam/lilin ) ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu : Pengepresan,
penggunaan pelarut, dan penggunaan panas. Untuk isolasi minyak lemak dapat
dilakukan dengan cara penggunaan pelarut dan penggunaan panas.
Soxhletasi
adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak lemak .
Soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan, disebut ekstraksi
padat-cair karena substansi yang diekstrak terdapat di dalam campuran yang
berbentuk padat, sedangkan disebut berkesinambungan karena pelarut yang sama
dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai. Keuntungan dari metode
ini antara lain menggunakan pelarut yag lebih sedikit karena pelarut tersebut
akan dipakai untuk mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui serbuk
simplisia, tetapi melalui pipa samping. Tetapi metode ini juga memiliki
beberapa kelemahan antara lain, tidak dapat digunakan pada bahan yang mempunyai
tekstur yang jeras, selain itu pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus
diuapkan di rotavapor untuk memperoleh ekstrak kental.
Minyak
kemiri merupakan minyak lemak yang memiliki banyak manfaat, baik dalam bidang
kesehatan maupun kosmetik dan industri. Selain itu, kemiri merupakan tanaman
asli Indonesia dan banyak dijumpai di daerah – daerah di Indonesia. Dalam satu
kali penanaman kemiri, masing – masing pohon akan menghasilkan sekitar 30 – 80
kg kacang kemiri, dan sekitar 15 – 20 % dari berat tersebut merupakan jumlah
minyak kemiri yang dapat dihasilkan. Minyak kemiri dapat dijadikan alternatif
bahan bakar, dan digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit.
Nama kemiri untuk tiap daerah di Indonesia adalah : Kereh
(Aceh), Hambiri (Batak), Buah koreh (Minangkabau), Kemiri (Melayu, Jawa),
Muncang (Sunda), Kameri (Bali), Kawilu (Sumba), Sapiri (Makasar), Sakete
(Ternate), Engas (Ambon), Hagi (Buru)[2].
b. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana (L.) Willd.
(Anonim, 2005)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana (L.) Willd.
(Anonim, 2005)
c. Kandungan Kimia
Daging biji, daun dan akar Aleurites moluccana
mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu daging bijinya mengandung
minyak lemak. Pada korteksnya mengandung tannin[3]
d. Kegunaan dan Khasiat
Daging bijinya bersifat laksatif. Di Ambon korteksnya
digunakan sebagai anti tumor (Harini, 2000), di Jawa digunakan sebagai obat
diare, sariawan dan desentri, di Sumatera daunnya digunakan untuk obat sakit
kepala dan gonnorhea[4].
Minyak kemiri dibuktikan berkhasiat sebagai obat penumbuh rambut[5]
e. Sifat kimia fisika
Sifat-sifat
Fisika-Kimia Minyak Kemiri adalah:
Karakteristik
|
Nilai
|
Bilangan penyabunan
Bilangan asam Bilangan Iod Bilangan Thiocyanogen Bilangan hidroksil Bilangan Reichert-Meissl Bilangan Polenske Indeks bias pada 25 oC Komponen tidak tersabunkan Bobot jenis pada 15 oC |
188-202
6,3-8 136-167 97-107 Tidak ada 0,1-0,8 Tidak ada 1,473-1,479 0,3-1 persen 0,924-0,929 |
f. Komposisi
Komposisi
Kimia Minyak Kemiri
Asam
lemak
|
Jumlah
(%)
|
Asam lemak jenuh
Asam palmitat
Asam stearat
Asam lemak tak jenuh
Asam oleat
Asam linoleat
Asam linolenat
|
55
6.7
10.5
48.5
28.5
|
2. Ekstraksi Soxhletasi
a. Pengertian
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling
larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik[6].
Soxhletasi
merupakan ekstraksi padat-cair yang berkesinambungan. Ekstraksi ini biasanya
dilakukan dengan suatu alat yang dinamakan Soxhlet[7].
b. Prinsip dasar ekstraksi dan
soxhletasi
Prinsip
dasar ekstraksi adalah distribusi zat terlarut dalam dua pelarut yg tidak
bercampur. Prinsip metoda ini didasarkan pasa distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut
yang salingtidak bercampur. Batasnya adalah zat terlarut dapat
ditransfer dalam jumlah yang berbeda dalam kedua fasa pelarut[8]
Prinsip Soxhletasi : Penyairan
secara berkesinambungan, dimana cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap
cairan akan terkondensasi molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik
dengan turun kedalam klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali
kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung
hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna[9].
c.
Proses
ekstraksi soxhletasi pada minyak kemiri
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi
komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan
proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi
ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat
dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven
pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit
larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena
efektivitasnya[10].
Dalam pelaksanaan proses ekstraksi, faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
Tipe
persiapan sampel
Waktu
ekstraksi
Kuantitas
pelarut
Suhu
pelarut
Tipe
pelarut
Adapun
syarat pelarut untuk ekstraksi:
Beda polaritas antara solvent dan solute
kecil
Titik didih rendah (minyak akan rusak pada
suhu tinggi)
Mudah menguap
Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah
meledak/terbakar
Inert: Tidak bereaksi dengan solute
Murah (terutama untuk industry
Soxhlet ditemukan oleh Franz Ritter von Soxhlet, seorang
ahli kimia dari Jerman. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu
didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor
melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam
selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi padatan dan tertahan di dalam
selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di
selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam
labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
Tinggi
timbel hendaknya di bawah pipa samping tetapi di atas sifon. Hal ini
dimaksudkan agar tidak menghalangi uap pelarut yang masuk ke dalam pendingin,
dan mencegah keluarnya serbuk dari timbel.
Bahan
yang telah diserbuk halus dimasukkan ke dalam timbel sedemikian rupa sehingga
tidak memungkinkan terjadinya saluran – saluran pada penmabahan pelarut.
Tinggi
bahan hendaknya di bawah sifon agar bahan tersebut dapat selalu terendam dengan
pelarut.
Untuk
mencegah terjadinya percikan - percikan bahan hendaknya ditutup dengan kertas
saring.
Jumlah
pelarut yang ditambahkan adalah sedemikian rupa sehingga labu penampung terisi
cairan minimal sepertiganya.
Untuk
membantu proses pendidihan pada labu penmapung ditambahkan beberapa butir batu
didih.
Setelah
hal – hal ditas dilaksanakan, ekstraksi dapat dilaksanakan. Ekstraksi
dihentikan apabila :
Cairan
yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi ( bagi suatu bahan yang
disekstraksi mula – mula memberikan cairan yang berwarna ).
Cairan
yang tidak memberikan rasa yang sesuai denga rasa substransi yang diekstraksi.
Memberikan
reaksi yang negatif bila dilakukan reaksi identifikasi.
Keuntungan
dari metode ini antara lain :
Menggunakan
penyari yang sedikit sebab penyari itu jugs yang akan digunakan kembali untuk
mengulang percobaan.
Uap
panas tidak melalui simplisia, tetapi melalui pipa samping.
Kerugian
dari metode ini, :
Tidak
dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras.
Pengerjaannya
rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotavapor untuk mmeperoleh
ekstrak kental.
Dalam
pelaksanaan proses ekstraksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi
adalah:
Tipe
persiapan sampel
Waktu
ekstraksi
Tipe
dan kuantitas pelarut
Suhu
pelarut
D. ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Soxhletasi
neraca analitik evaporator
Penangas air kertas saring gelas kimia
Gelas ukur
2.
Bahan
No
|
Bahan
|
Sifat
kimia
|
1
|
Aquadest
|
Besifat polar
|
2
|
Kemiri
|
Mengandung beberapa asam lemak
|
3
|
n-heksan
|
Bersifat nonpolar
|
E. PROSEDUR KERJA
|
F. HASIL PENGAMATAN
1.
Data
hasil pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Mengiris daging buah kemiri
|
Irisan daging kemiri
|
2
|
Menggerus kemiri yang telah diiris
|
Kemiri halus
|
3
|
Menimbang 10 gram
|
10 gram kemiri
|
4
|
Membungkus dengan kertas saring
|
Bungkusan kemiri
|
5
|
Memasukkan dalam tempat ekstraksi
soxhlet
|
Bungkusan kemiri dalam klonsong
|
6
|
Mengisi 65 mL n-heksan dan batu
didih dalam labu alas bulat
|
Larutan n-heksan dan batu didih
dalam labu alas baulat
|
7
|
Mengalirkan pendingin air
|
Air mengalir ke kondensor
|
8
|
Memanaskan labu alas bulat dengan
penangas air
|
Larutan mendidih
|
9
|
Mengekstraksi sampel selama 3 jam
|
Terjadi 22 kali sirkulasi
|
10
|
Mendinginkan labu alas bulat
|
Larutan dingin
|
11
|
Menguapkan pelarut dengan cara evaporasi pada evaporator
|
Pelarut menguap
|
12
|
Menimbang minyak kemiri dari
residu
|
7,59 gr
|
2.
Data
sirkulasi
Sirkulasi ke
|
Rentang waktu
|
Sirkulasi ke
|
Rentang waktu
|
0-1
|
09.32- 09.49
|
11-12
|
10.50-10.59
|
1-2
|
09.49- 09.57
|
12-13
|
10.59-11.02
|
2-3
|
09.57-10.02
|
13-14
|
11.02-11.07
|
3-4
|
10.02-10.10
|
14-15
|
11.07-11.21
|
4-5
|
10.10-10.19
|
15-16
|
11.21-11.35
|
5-6
|
10.19-10.25
|
16-17
|
11.35-11.46
|
6-7
|
10.25-10.32
|
17-18
|
11.46-11.54
|
7-8
|
10.32-10.36
|
18-19
|
11.54-12.00
|
8-9
|
10.36-10.42
|
19-20
|
12.00-12.05
|
9-10
|
10.42-10.47
|
20-21
|
12.05-12.10
|
10-11
|
10.47-10.50
|
21-22
|
12.10-12.23
|
Berat
kemiri 10 gram
Berat
botol vial kosong: 12,03gram
Berat
minya kemiri= (19,62-12,03)gram = 7,59 gram
3.
Perhitungan
Dik:
massa awal = 10 gram
Berat kemiri 10 gram
Berat botol vial kosong: 12,03 gram
Berat
minya kemiri= (19,62-12,03)gram = 7,59 gram
Massa
minyak = 7,59 gram
Peny:
Kadar minyak = (massa minyak)/(massa awal kemiri) x 100%
= (7,59 gram)/(10 gram) x 100%
= 75.9%
G. PEMBAHASAN
Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau
leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut
kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi.
Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat
larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila
padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Tujuan
ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam sampel.
Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut.Percobaan kali ini, kita mengekstraksi kemiri
untuk memisahkan minyak dari kemiri. Untuk mengekstraksi minyak dalam kemiri
kita menggunakan metode ekstraksi soxhlet.
Soxhletasi
merupakan penyarian sampel secara berkesinambungan, pelarut dipanaskan hingga
menguap, uap cairan pelarut terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh
pendingin (kondensor) lalu turun mengekstrak sampel dalam ruang soxhlet dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon.
Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang akan digunakan sangatlah
penting. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil yang akan didapatkan dari proses
ekstraksi yang dilakukan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa minyak merupakan
senyawa yang bersifat non polar sehingga dalam memilih pelarut sebaiknya
menggunakan pelarut yang bersifat non polar pula.
Pada percobaan ini dilakukan ekstraksi minyak
kemiri secara soxhletasi. Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan
penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan
turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam
labu alas bulat setelah melewati pipa sifon.
Penarikan
komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam
klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari
dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam
klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah
mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat
melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila
cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi
telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Sehingga untuk mendapatkan
kurkuminoid dari rimpang temulawak, dilakukan ekstraksi dengan metode Soxhlet.
Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang
diinginkan akan berakhir dalam suatu pelarut sedangkan zat-zat yang tidak
diinginkan berada pada pelarut yang lain. Ekstraksi ganda merupakan salah satu
teknik pemisahan yang lebih akurat dibandingkan ekstraksi tunggal.
Pada prinsipnya metode sokletasi
menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa
organik yang terdapat dalam bahan alam tersebut. Metode sokletasi mempunyai
keunggulan dari metode lain, karena melalui metode ini penyaringan dilakukan
beberapa kali dan pelarut yang digunakan tidak habis (didinginkan melalui
pendinginan) dan dapat digunakan lagi setelah hasil isolasi dipisahkan.
Pada proses ekstraksi kemiri menggunakan
metode sokletasi. Pada metode sokletasi ini bahan yang akan
diekstraksi berada pada sebuah kantung ekstraksi (kertas, karton, dan
sebagainya). Di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinu
(perkolator). Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan di antara labu
suling dan suatu aliran balik dan dihubungkan dengan melalui pipa pipet. Labu
tersebut berisi pelarut, yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran
balik melalui pipa pipet, dia berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan
yang diekstraksi dan membawa keluar bahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul
di dalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimal secara otomatis
ditarik ke dalam labu, dengan demikian zat yang terekstraksi tetimbun melalui
penguapan kontinu dari bahan pelarut murni.
Langkah
pertama yang dilakukan adalah menimbang serbuk temulawak sebanyak 10 gram. Kemudian
serbuk sampel dibungkus dengan kertas
saring atau tempat tertentu. Kemudian dimasukkan ke dalam alat soklet. Pelarut
n-heksan ditambahkan dari bagian atas sampai tumpah ke dalam labu. Ditambahkan
pelarut lagi kira-kira sampai setengahnya. Labu yang sudah berisi pelarut
tersebut dipanaskan pada suhu tertentu sampai mendidih. Pada proses ini uap
pelarut akan naik dan bersentuhan dengan kondensor. Dimana uap akan
terkondensasi dan menetes di atas sampel dan selanjutnya merendam sampel
tersebut seperti terlihat pada gambar berikut.
Pada
proses ini terjadi proses ekstraksi oleh pelarut dimana pelarut ak an
mengekstrak minyak yang ada pada sampel. Pelarut yang mengikat minyak lama
kelamaan akan memenuhi sifon dan jika sifon telah terisi oleh pelarut sampai
penuh maka pelarut akan jatuh kembali pada labu alas bulat bersama ekstrak
sampel. Proses ini dinamakan satu kali ekstraksi, dan demikian proses ekstraksi
oleh pelarut ini terjadi secara berulang-ulang. Selama proses tersebut, serbuk sampel akan
terekstraksi. Apabila ekstrak sudah sampai pada batas “pipa u atau pipa
siphon”, maka ekstrak akan turun ke labu dan akan mendidih kembali. Proses ini
akan berjalan kontinu sampai semua ekstrak terekstraksi.
Semakin banyak frekuensi ekstraksi yang dilakukan maka semakin banyak pula
minyak yang akan terekstrak dari sampel kemiri
Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang
terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat
menyebabkan reaksi peruraian oleh panas. Jumlah total senyawa-senyawa yang
diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat
mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya.
Bila
dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut
dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti n-heksan atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah kodensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, proses
sirkulasi ekstraksi metode soxletasi terjadi sebanyak 22 sirkulasi. Ini
menandakan bahwa ekstraksi berlangsung lama. Sirkulasi pertama dengan kedua
sampai srkulasi yang terakhir memiliki rentang waktu yang hampir konstan. Hal tersebut dapat dilihat dari data
sebagai berikut.
Sirkulasi ke
|
Rentang waktu
|
Sirkulasi ke
|
Rentang waktu
|
0-1
|
09.32- 09.49
|
11-12
|
10.50-10.59
|
1-2
|
09.49- 09.57
|
12-13
|
10.59-11.02
|
2-3
|
09.57-10.02
|
13-14
|
11.02-11.07
|
3-4
|
10.02-10.10
|
14-15
|
11.07-11.21
|
4-5
|
10.10-10.19
|
15-16
|
11.21-11.35
|
5-6
|
10.19-10.25
|
16-17
|
11.35-11.46
|
6-7
|
10.25-10.32
|
17-18
|
11.46-11.54
|
7-8
|
10.32-10.36
|
18-19
|
11.54-12.00
|
8-9
|
10.36-10.42
|
19-20
|
12.00-12.05
|
9-10
|
10.42-10.47
|
20-21
|
12.05-12.10
|
10-11
|
10.47-10.50
|
21-22
|
12.10-12.23
|
Berdasarkan
data diatas, maka dapat diketahui bahwa proses ekstraksi soxhletasi berlangsung
± 3 jam dengan rentang waktu antara sirkulasi pertama-kedua, ketiga-keempat dan
seterusnya hampir konstan. Rentang waktu mulai berubah (tidak konstan) terjadi
pada sirkulasi yang ke 19 sampai seterusnya, namun perubahannya tidak begitu
menunjukkan perbedaan yang nyata. Ketidak konstanan tersebut dapat dipengaruhi
oleh pemanasan yang tidak stabil sehingga uap yang dihasilkan juga berbeda.
Jika pemanasan dilakukan pada suhu tinggi maka suhu yang di hasilkan akan lebih
banyak. Dengan kata lain, uap yang akan mencair juga akan lebih banyak sehingga
proses ekstraksi berlangsung cepat dan rentang waktu sirkulasinya semakin
kecil. Begitupun sebaliknya. Ekstraksi dihentikan ketika warna pelarut pada
tabung yang berisi simplisia tidak lagi berwarna kuning akan tetapi berwarna
jernih. Hal ini menandakan bahwa simplisia sudah terekstraksi secara
keseluruhan.
Setelah
diekstraksi, kemudian langkah selanjutnya adalah menghilangkan pelarut yang ada
pada minyak temulawak melalui metode evaporasi. Proses
pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu erlenmeyer, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah
titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan
bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan
mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang
ditampung dalam labu alas bulat penampung seperti terlihat pada gambar berikut
ini.
Tujuan dari metode evaporasi adalah untuk memekatkan
ekstrak (menguapkan pelarut) sehingga diperoleh minyak kemiri yang diinginkan.
Langkah
yang dilakukan adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi soxletasi
dimasukkan dalam botol vial. kemudian ujung botol vial di hubungkan dengan alat
evaporator seperti pada gambar diatas. Botol vial yang berisi sampel berada
diatas air yang akan dipanaskan sehingga pelarut yang ada pada labu tersebut
menguap karena proses pemanasan. Pada proses pemanasan ekstrak pada botol vial,
botol vial akan berputar dan pelarut yang yang masih bercampur dengan ekstrak
akan menguap ke kondensor. Pelarut yang menguap akan didinginkan
(berkondensasi) oleh kondensor tersebut yang kemudian keluar sebagai cairan
murni pelarut. Proses ini juga berlangsung lama dan hasil yang diperoleh adalah
minyak kemiri dan pelarut.
Setelah
diperoleh hasilnya, kemudian menetukan kadar dari minyak pada kemiri dan
diperoleh bahwa minyak yang dihasilkan sebanyak 5 mL, sedangkan
pelarut yang dihasilkan tidak sama dengan yang sebelumnya. Hal ini disebabkan
karena pelarut tersebut menguap pada proses evaporasi karena labu alas bulat
tidak tersumbat dengan baik (tidak rapat) sehingga pada saat pelarut
didinginkan olek kondensor dan mencair kemudian tertampung dalam alas labu
bulat, ia akan menguap dan keluar dari labu tersebut sehingga komposisinya
berkurang dari yang sebelumnya.
Setelah
dilakukan proses penguapan, dapat langsung menghitung berapa banyak minyak yang
didapatkan dari proses ekstraksi ini. Dari hasil penimbangan ekstrak minyak
kemiri yang diperoleh sebanyak 7,59 gram dan efisiensi kadar minyak kemiri yang
diperoleh dari 10 gram sampel (kemiri) sebanyak 75,9 %
H. KESIMPULAN
Berdasarkan
tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa ekstraksi sokhlet minyak kemiri diperoleh sebanyak 7,59 gram dan
efisiensi kadar minyak yang diperoleh dari 10 gram kemiri yaitu sebesar 17,
94%.
I. KEMUNGKINAN KESALAHAN
Praktikan
kurng teliti dalam menimbang bahan
Praktikan
kurang hati-hati dalam membungkus bahan
Daftar Pustaka
Ali,
2012. Ekstraksi soxhletasi.online.
Anonym ,2012. Devinisi kemiri.online.
Anonym,julaiha 2003. Kegunaan dan
khasiat kemiri. Online.
Anonym,2012.pengertian
ekstraksi.online
Gugule ,2005. Pengertian
soxhletasi.online
Lucas,
Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry
lukum,astin. P. 2012. Modul praktikum
dasar - dasar pemisahan analitik.prinsip dasar ekstraksi. Gorontalo: UNG
lukum,astin. P. 2012. Modul praktikum
dasar – dasar pemisahan analitik. Prinsip dasar soxhletasi. Gorontalo : UNG
[2] Anonim2,1997.
nama lain Kemiri.(Aleurites moluccana). http://id.wikipedia.org/wiki/1997/07/30/kemiri
[3]
Anonym ,1997. Kandungan kimia pada kemiri.online.
http://id.wikipedia.org/wiki/1997/07/30/kemiri
[4]Anonim,1997.
Kegunaan & khasiat kemiri.onlin http://id.wikipedia.org/wiki/1997/07/30/kemiri
[5]
Julaiha,2003. Kegunaan & khasiat kemiri.onlin http://id.wikipedia.org/wiki/1997/07/30/kemiri
[7] Gugule ,2005. Pengertian soxhletasi.online
[8]
lukum,astin. P. 2012. Modul praktikum dasar – dasar pemisahan analitik.prinsip
dasar ekstraksi.
Gorontalo: UNG
[9]
lukum,astin. P. 2012. Modul praktikum dasar – dasar pemisahan analitik. Prinsip
dasar soxhletasi. Gorontalo : UNG
[10] Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In
Organic Chemistry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar